Minggu, 15 Juli 2012

"Mana Suaramumu?"

"Apa Kabar?"
Bila Anda menjawab baik-baik saja  atau sejenisnya ini menandakan Anda bukan warga Way Kanan. Atau paling tidak Anda tidak menuruti kehendak Bupati Way Kanan. Jawaban yang dibenarkan adalah "Luar Biasa". Gak nyambung? Begini filosofinya Bung, Pemerintah Way Kanan ingin sesuatu yang baru, kreatifitas putra bumi Ramik Ragom yang Khas, bukan biasa-biasa saja. Way Kanan harus melahirkan sesuatu yang luar biasa. Karenanya, ini perlu dikhabarkan kepada seluruh anak negeri Way Kanan agar dapat bangkit mengangkat derajat dan martabat kabupaten ini.


"Siapa Kita?"
Pertanyaan ini bukannya pertanyaan orang yang sedang lupa siapa dirinya. Inilah upaya membangkitkan kesadaran bahwa kita adalah "Indonesia", bukan Jawa, Palembang, Batak, Madura, Padang, atau napas primordialis. Kita adalah Indonesia. Apa pun profesi kita, di sudut pulau mana pun kita tinggal, kita adalah saudara sebangsa setanah air, berbalutkan kain merah putih, hidup di bawah keteduhan sayap burung garuda, berpondasi kokoh Pancasila, dan berpandangan luas seluas Indonesia Raya. Jadi, satukan tekad! Singkirkan penghalang! Majulah Indonesiaku, Merdeka!

"Way Kanan?"
Inilah visi pembangunan Kabupaten Way Kanan sebagai "Bumi Petani." Mayoritas penduduk kabupaten ini  berprofesi sebagai petani/pekebun. Kecamatan Banjit terkenal dengan beras banjit-nya.
Dari sektor perkebunan, Pemkab Way Kanan mengusung produksi karet. Ekspor karet Way Kanan sudah merambah hingga ke pasar China, Israel, Jerman, Amerika, dan India (sumber website P2KA WK).


"Mana Suaramu?"
Nah, kalau jargon ini made in Panitia MOS SMP Negeri 5 Banjit. Jawabannya adalah "klenteng ... klenteng... klenteng. Suara kaleng susu yang dijadikan kalung oleh semua peserta MOS. rasa capek hilang menjadi ceria. Lihatlah senyum anak-anak lumut itu! Pada pertanyaan ini, semua anak tersenyum kuda lalu menggoyang-goyangkan kalung mereka tanpa henti sampai pengurus OSIS menjerit-jerit memerintahkan "STPO!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar